Teori Pembelajaran Sosial.
Di tahun 1941, dua orang psikolog - Neil Miller dan John Dollard - da lam laporan hasil percobaannya mengatakan bahwa peniruan (imitation) di
antara manusia tidak disebabkan oleh unsur instink atau program biologis.
Penelitian kedua orang tersebut mengindikasikan bahwa kita belajar (learn)
meniru perilaku orang lain. Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari
satu proses belajar, bukan bisa begitu saja karena instink. Proses belajar
tersebut oleh Miller dan Dollard dinamakan social learning - pembe lajaran sosial. Perilaku peniruan (imitative behavior) kita terjadi karena kita
merasa telah memperoleh imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain,
dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Agar seseorang bisa
belajar mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka
para individu harus dilatih, dalam berbagai situasi, sehingga mereka merasa
nyaman ketika melakukan apa yang orang lain lakukan, dan merasa tidak
nyaman ketika tidak melakukannya., demikian saran yang dikemukakan
Dalam penelitiannya, Miller dan Dollard menunjukan bahwa anak-anak da pat belajar meniru atau tidak meniru seseorang dalam upaya memperoleh
imbalan berupa permen. Dalam percobaannya tersebut, juga dapat diketahui
bahwa anak-anak dapat membedakan orang-orang yang akan ditirunya. Mis alnya jika orang tersebut laki-laki maka akan ditirunya, jika perempuan tidak.
Lebih jauh lagi, sekali perilaku peniruan terpelajari (learned), hasil belajar ini
kadang berlaku umum untuk rangsangan yang sama.
Misalnya, anak-anak
cenderung lebih suka meniru orang-orang yang mirip dengan orang yang
sebelumnya memberikan imbalan. Jadi, kita mempelajari banyak perilaku
baru melalui pengulangan perilaku orang lain yang kita lihat. Kita contoh
perilaku orang-orang lain tertentu, karena kita mendapatkan imbalan atas
peniruan tersebut dari orang-orang lain tertentu tadi dan juga dari mereka
yang mirip dengan orang-orang lain tertentu tadi, di masa lampau.
Dua puluh tahun berikutnya, Albert Bandura dan Richard Walters (1959,
1963), mengusulkan satu perbaikan atas gagasan Miller dan Dollard ten tang belajar melalui peniruan. Bandura dan Walters menyarankan bahwa
kita belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya pen guat (reinforcement) sekalipun yang kita terima. Kita bisa meniru beberapa
perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat
yang ditimbulkannya atas model tersebut.
Proses belajar semacam ini disebut
observational learning - pembelajaran melalui pengamatan. Contohnya,
percobaan Bandura dan Walters mengindikasikan bahwa ternyata anak-anak
bisa mempunyai perilaku agresif hanya dengan mengamati perilaku agresif
sesosok model, misalnya melalui fifilm atau bahkan fifilm karton.
Bandura (1971), kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial
seyogianya diperbaiki lebih jauh lagi. Dia mengatakan bahwa teori pembe lajaran sosial yang benar-benar melulu menggunakan pendekatan perilaku
dan lalu mengabaikan pertimbangan proses mental, perlu dipikirkan ulang.
Menurut versi Bandura, maka teori pembelajaran sosial membahas tentang
(1) bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat
(reinforcement) dan observational learning, (2) cara pandang dan cara pikir
yang kita miliki terhadap informasi, (3) begitu pula sebaliknya, bagaimana
perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (rein forcement) dan observational opportunity - kemungkinan bisa diamati oleh
orang lain.
b) Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori pertukaran sosial antara lain adalah
psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans
(1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori
ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena
dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertu karan dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti
halnya teori pembelajaran sosial, teori pertukaran sosial pun melihat antara
perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
(reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang lain,
maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku
yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan
(reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profifit).
Imbalan merupa kan segala hal yang diperloleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan
merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan
dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran pal ing sedikit antar dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya,
pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, persahabatan
- hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa
teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan per
hitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya
jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Berdasarkan keyakinan tersebut Homans dalam bukunya Elementary Forms
of Social Behavior, 1974 mengeluarkan beberapa proposisi dan salah sat unya berbunyi :â€Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin
sering satu bentuk tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung
orang tersebut menampilkan tindakan tertentu tadi.
Proposisi ini secara
eksplisit menjelaskan bahwa satu tindakan tertentu akan berulang dilaku kan jika ada imbalannya. Proposisi lain yang juga memperkuat proposisi
tersebut berbunyi : Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang,
makin besar pula kemungkinan perbuatan tersebut diulanginya kembali.
Bagi Homans, prinsip dasar pertukaran sosial adalah distributive justice -
aturan yang mengatakan bahwa sebuah imbalan harus sebanding dengan in vestasi.
Proposisi yang terkenal sehubungan dengan prinsip tersebut berbunyi
seseorang dalam hubungan pertukaran dengan orang lain akan mengharap kan imbalan yang diterima oleh setiap pihak sebanding dengan pengorbanan
yang telah dikeluarkannya - makin tingghi pengorbanan, makin tinggi im balannya - dan keuntungan yang diterima oleh setiap pihak harus sebanding
dengan investasinya - makin tinggi investasi, makin tinggi keuntunganâ€.
Inti dari teori pembelajaran sosial dan pertukaran sosial adalah perilaku
sosial seseorang hanya bisa dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diamati, bukan
oleh proses mentalistik (black-box).
Semua teori yang dipengaruhi oleh per spektif ini menekankan hubungan langsung antara perilaku yang teramati
dengan lingkungan.
Makalah Psikologi Sosial
Materi Psikologi Sosial
Penjelasan Psikologi
Rangkuman kuliah Psikologi
Pengertian, Tujuan, Teori, dan Manfat
0 Comments for "Materi Psikologi Sosial : Teori Pembelajaran Sosial dan Pertukaran Sosial"