Materi Psikologi Sosial : Teori Medan, Teori Atribusi, dan Teori Kognitif

A. Teori Medan (Field Theory)
Seorang psikolog, Kurt Lewin (1935,1936) mengkaji perilaku sosial melalui
pendekatan konsep medan/field atau ruang kehidupan - life space.
Untuk memahami konsep ini perlu dipahami bahwa secara tradisional para
psikolog memfokuskan pada keyakinan bahwa karakter individual (instink
dan kebiasaan), bebas - lepas dari pengaruh situasi di mana individu mela kukan aktivitas. Namun Lewin kurang sepaham dengan keyakinan tersebut.
















Menurutnya penjelasan tentang perilaku yang tidak memperhitungkan fak tor situasi, tidaklah lengkap. Dia merasa bahwa semua peristiwa psikologis
apakah itu berupa tindakan, pikiran, impian, harapan, atau apapun, kese muanya itu merupakan fungsi dari ruang kehidupan- individu dan lingkun gan dipandang sebagai sebuah konstelasi yang saling tergantung satu sama
lainnya. Artinya ruang kehidupan merupakan juga merupakan determi nan bagi tindakan, impian, harapan, pikiran seseorang. Lewin memaknakan
ruang kehidupan sebagai seluruh peristiwa (masa lampau, sekarang, masa
datang) yang berpengaruh pada perilaku dalam satu situasi tertentu.

B. Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap ( Attitude Consistency and Attribu tion Theory) Fritz Heider (1946, 1958), seorang psikolog bangsa Jerman
mengatakan bahwa kita cenderung mengorganisasikan sikap kita, sehingga
tidak menimbulkan konflflik. Contohnya, jika kita setuju pada hak seseorang
untuk melakukan aborsi, seperti juga orang-orang lain, maka sikap kita terse but konsisten atau seimbang (balance). Namun jika kita setuju aborsi tetapi
ternyata teman-teman dekat kita dan juga orang-orang di sekeliling kita tidak
setuju pada aborsi maka kita dalam kondisi tidak seimbang (imbalance).

Aki batnya kita merasa tertekan (stress), kurang nyaman, dan kemudian kita akan
mencoba mengubah sikap kita, menyesuaikan dengan orang-orang di sekitar
kita, misalnya dengan bersikap bahwa kita sekarang tidak sepenuhnya setuju
pada aborsi. Melalui pengubahan sikap tersebut, kita menjadi lebih nyaman.
Intinya sikap kita senantiasa kita sesuaikan dengan sikap orang lain agar
terjadi keseimbangan karena dalam situasi itu, kita menjadi lebih nyaman.
Heider juga menyatakan bahwa kita mengorganisir pikiran-pikiran kita da lam kerangka รข€sebab dan akibat. Agar supaya bisa meneruskan kegiatan kita
dan mencocokannya dengan orang-orang di sekitar kita, kita mentafsirkan
informasi untuk memutuskan penyebab perilaku kita dan orang lain. Hei der memperkenalkan konsep causal attribution - proses penjelasan tentang
penyebab suatu perilaku.

Mengapa Tono pindah ke kota lain ?, Mengapa Ari
keluar dari sekolah ?. Kita bisa menjelaskan perilaku sosial dari Tono dan
Ari jika kita mengetahui penyebabnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
bedakan dua jenis penyebab, yaitu internal dan eksternal. Penyebab internal
(internal causality) merupakan atribut yang melekat pada sifat dan kualitas
pribadi atau personal, dan penyebab external (external causality) terdapat
dalam lingkungan atau situasi.

C. Teori Kognitif Kontemporer Dalam tahun 1980-an, konsep kognisi, seba gian besarnya mewarnai konsep sikap. Istilah kognisi digunakan untuk
menunjukan adanya proses mental dalam diri seseorang sebelum melaku kan tindakan. Teori kognisi kontemporer memandang manusia sebagai agen
yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi, dan mengal ihkan informasi.

Kita secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan. Manusia memproses informasi de ngan cara tertentu melalui struktur kognitif yang diberi istilah schema
(Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Schwalbe, 1990; Fiske and Taylor,
1991). Struktur tersebut berperan sebagai kerangka yang dapat menginterpre tasikan pengalaman-pengalaman sosial yang kita miliki. Jadi struktur kognisi
bisa membantu kita mencapai keterpaduan dengan lingkungan, dan mem bantu kita untuk menyusun realitas sosial.

Sistem ingatan yang kita miliki
diasumsikan terdiri atas struktur pengetahuan yang tak terhitung jumlahnya.
Intinya, teori-teori kognitif memusatkan pada bagaiamana kita memproses
informasi yang datangnya dari lingkungan ke dalam struktur mental kita
Teori-teori kognitif percaya bahwa kita tidak bisa memahami perilaku sosial
tanpa memperoleh informasi tentang proses mental yang bisa dipercaya,
karena informasi tentang hal yang obyektif, lingkungan eksternal belum
mencukupi

Makalah Psikologi Sosial
Materi Psikologi Sosial
Penjelasan Psikologi
Rangkuman kuliah Psikologi
Pengertian, Tujuan, Teori, dan Manfat

0 Comments for "Materi Psikologi Sosial : Teori Medan, Teori Atribusi, dan Teori Kognitif"

Back To Top