Belajar Filsafat 1 : Pengertian dan Hakekat Filsafat

Sebagian besar orang bertanya tanya, tentang pengertian apa itu filsafat dan hakekatnya ?
Menurut para ahli dan orang orang yang pernah menjelajah dunia filsafat, tetap sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setiap jawaban yang disuguhkan tidak dapat mencakup seluruhnya, sebab berbicara tentang filsafat bukanlah sekedar lingkup intelektual, konsep, pemikiran, dan teori abstrak, melainkan juga tentang perenungan, penghayatan, dan penggembaraan tiada henti.

Filsafat merupakan pergulatan seseorang dalam gelanggang kehidupan, pengalaman, sekaligus pergumulan dalam bingkai kehidupan itu sendiri. Filsafat adalah seluruh bentanga episode perjuangan dan pengorbanan seorang anak yang hanya bisa ditutup oleh tirai kematian.

Secara historis-sosiologis, filsafat dapat ditinjau dari berbagai dimensinya. Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno, Philoshopia yang merupakan gabungan dari kata philo dan shopia. Philo berarti cinta dan shopia berarti kebijaksaan (yang mencakup pengetahuan, pengalaman, dan intelegensi). Jadi secara bahasa, filsafat berarti mencintai kebijaksaan Namun dalam konteks historis yunani klasik, makna sophia tersebut bukan hanya kebijaksanaan dalam pemahaman kita hari ini yang termasuk parsialistik. Makna sophia bukan hanya tentang kearifan tentang kehidupan dengan segala perkakasnya, melainkan juga tentang Sang Pencipta kehidupan yaitu Tuhan.

Menurut tradisi filsafat yang tua, konon istilah Yunani Philoshopia digunakan oleh Phytagoras untuk menyebut gerak pencarian akan kebijaksanaan dan kebenaran yang bisa dilakukan oleh manusia. Kebijaksanaan dalam bentuk utuh hanya dimiliki oleh Sang Illahi, sementara manusia yang serba terbatas sudah merasa puas dengan menegaskan diri sebagai pecinta. Kita sebagai manusia bukanlah sophos, Sang pemilik kebijaksaan dan kebenaran yang utuh. Melainkan hanya philosophos, sang pecinta kebijaksanaan dan pencari kebenaran. Dengan kata lain philosophos adalah orang yang mencintai kebijaksaan dan mencari kebenaran. Dengan demikian, mencintai kebijaksaan bukanlah sebuah situasi melainkan aktifitas.
















Sebagai tambahan, filsafat menguji gagasan-gagasan dasar yang mendasari agama seperti : Apakah tuhan itu ada? Apa ada kehidupan sesudah mati?, namun tidak berhenti dari situ juga filsafat juga menguji gagasan dari aspek sains seperti : Apakah teori teori sains hanya perkiraan semata? Apakah ada batasan antara sains dengan realita?. Pada titik inilah berfilsafat adalah menguji segala asumsi asumsi yang paling penting dan mendasari segala hal yang kita lakukan dan yakini. Secara sederhana berfilsafat adalah kegiatan kritis dan hati hati dalam menguji alasan yang berdiri di belakang asumsi-asumsi dalam kehidupan kita.

Pandangan para ahli tentang definisi filsafat


1. Socrates (469-399 SM)
Socrates mendefinisikan sebagai suatu pe ninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas asas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Di tangan Socrates, filsafat mencakup pencarian makna yang melampaui dunia material semata

2. Plato (427-347 SM)
Plato memandang filsafat sebagai visi tentang kebenaran, namun visi ini bukan hanya semata mata dalam lingkup intelektual melainkan tentang cinta terhadap kebijaksaan. Plato mengatakan bahwa seseorang yang mencintai kebenaran sebagai kebenaran itu sendiri, mengenai pengetahuan sebagai pengetahuan itu sendiri. Plato menganggap bahwa orang-orang yang hanya mencintai segala sesuatu yang indah berarti sekedar mimpi, sedangkan orang orang yang mengetahui keabsolutan keindahan tersebut telah benar benar terjaga.

3. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles mengetengahkan bahwa filsafat berurusan dengan penelitian sebab dan prinsip segala sesuatu. Dalam arti ini filsafat keliatannya identik dengan totalitas pengetahuan manusia.

4. Friedrich Hegel (1770-1831)
Friedrich Hegel mendefisinikan filsafat sebagai penyelidikan hal hal dengan pemikiran dan perenungan.

5. Bertand Russell (1872-1970)
Bertand Russell menganggap filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan, karena filsafat itu memeriksa secara kritis asas-asas yang dipakai dalam ilmu dan kehidupan sehari-hari.

Enam prinsip pencarian filsafat


Pertama, izinkanlah ruh ketakjubkan, rasa ingin tahu atau keheranan berkembang baik dalam diri sendiri. Filsafat dimulai sebagai ketakjuban, keheranan, dan perasaan ingin tahu.
Kedua, ragukan segala sesuatu yang tidak didukung oleh bukti-bukti sampai ada bukti yang menyakinkan anda tentang kebenaran tersebut. Jadilah orang yang waspada sekaligus curiga yang telah mengklaim tentang kebenaran yang dimiliki.
Ketiga, Filsafat merupakan pencarian abadi terhadap kebenaran, sebuah pencarian yang mau tidak mau pasti terkadang mengalami kegagalan namun tidak pernah menyerah.
Keempat, terka, duga, dan tolaklah. Usahakanlah sebuah penjelajahan yang lengka terhadap tujuan tujuan anda dan carilah sebuah contoh kekeliruan yang samar-samar.
Kelima, perbaiki dan bangun kembali. Ikhlaskanlah untuk merevisi, merombak dan memperbaiki paradigma yang telah anda pasang dan percayai saat ini. Sebab nyari setiap kita cenderung mempunyai pandangan yang keliru, meskipun kita tidak menyadarinya.
Keenam, hayati dan amalkan kebenaran dan kebajikan. Izinkanlah kebenaran dan kebijakan merubah kehidupan yang telah kita percayai sehingga wajah kehidupan anda menjadi lebih terang diantara kegelapan kebodohan.

Signifikansi Filsafat

Pertama, menjadikan pendobrak mitos mitos palsu dalam tradisi. Secara historis, ketika filsafat pertama kali muncul ke permukaan masyarakat Yunani Klasik, mereka telah sangat lama percaya kepada mitologi-mitologi untuk menjawab problematika yang mereka hadapi.
Kedua, Filsafat dapat menguji asumsi-asumsi fundamental dalam kehidupan umat manusia, secara pandangan umum, keyakinan, ideologi, bahkan keberagaman kita.
Ketiga, memperkaya perspektif (cara pandang) dalam menatap kehidupan, sehingga filsafat mengajarkan kita untuk memandang realitas denga perspektif plural, ambigu, dan sarat akan interpretasi makna
Keempat, filsafat mengajarkan orang orang yang mendalaminya untuk bersikap rendah hati. Dalam konteks ini filsafat bersifat tidak berkesudahan.
Kelima, filsafat akan menghantarkan kita untuk mencapai ‘Doctor ignaria’ yang berarti ketidaktahuan yag terpelajar, karena terus menerus mencari dan menyadari keterbatasan segala perangkat individu termasuk intelektual, emosional, dan mental.

Semoga dalam materi ini, berharap sudah ada benih rasa ingin tahu dan kekaguman akan sekeliling anda telah muncul dan mengantarkan anda untuk senantiasa berada pada ranah pencarian terus menerus.

Tag lainnya
Pengertian filsafat
Definisi filsafat
Makna filsafat
Apa itu filsafat
Materi tentang filsafat
Cabang filsafat
Makalah filsafat
Kuliah tentang filsafat
Tujuan filsafat
Ebook filsafat

0 Comments for "Belajar Filsafat 1 : Pengertian dan Hakekat Filsafat"

Back To Top