Belajar Filsafat 3 : Metafisika

Istilah “Metafisika” berasal dari kata “Meta ta physica” yang berarti hal hal yang terdapat pada sesudah fisika dalam lingkup kajian filsafat. Sejak lama istilah itu digunakan Yunani untuk mengacu pada karya karya Aristoteles, yang digunakan untuk mengidentifikasikan ilmu pengetahuan yang ada sebagai ada, yang dilawankan. Misalnya dengan yang ada sebagai yang dijumlahkan.




Metafisika sering kali identik dengan filsafat orang yang mengadah ke arah langit dan menanyakan bagaimana bisa hidup ini terjadi dan bagaimana semuanya dimulai. Ketika kita menyaksikan gejala gejala alam dan melihat berbagai peristiwa. Mungkin muncul pertanyaan dibenak kita, “Apakah semua ini ada maksud dan tujuannya?”

Hal hal yang melampaui hal yang material memang menjadi pemicu munculnya filsafat yang berkembang hingga sekarang karena pertanyaan pertanyaan diluar hal fisik memang akan menghasilkan imajinasi yang mendorong manusia untuk bertanya. Terkadang metafisika disamakan dengan “Ontologi” tetapi menurut Anton Barker menyatakan bahwa keduanya berbeda. Istilah Metafisika tidak ditunjukan kepada bidang ekstensif atau material, tetapi mengenai suatu inti yang bermuara kepada kenyataan. Inti itu hanya menyentuh pada taraf pemikiran yang fundamental dan dengan metode khusus. Maka nama metafisika ditunjukan mengenai pemikiran dan merupakan refleksi filosofis mengenai kenyataan yang secara mutlak paling mendalam dan ultimate.

Sebagaimana dikatakan oleh Jujun S. Sumantri, bidang telaah filsafat yang disebut dengan metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran ilmiah. Diibaratkan bila pikiran adalah roket yang meluncur untuk menembus ke bintang dan galaksi beserta awan gemawan, maka metafisika adalah dasar peluncurannya.











Secara umum, metafisika dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Metafisika umum (Ontologi)
2. Metafisika khusus (Kosmologi)

Istilah “ontologis” berasal dari bahasa yunani yang artinya yang ada. Berarti Ontologis mempunyai arti ilmu tentang yang ada. Sementara itu “kosmologis” berasal dari kata “cosmos” yang berarti alam raya yang teratur dan “logos” yang artinya ilmu.

Ontologi membicarakan tentang asas-asas rasional “dari yang ada”, sedangkan kosmologi membicarakan tentang asas-asas rasional “dari yang teratur”. Ontologi berusaha untuk mengetahui esensi terdalam dari “yang ada”, sedangkan kosmologi berusaha mengetahui keterarahan serta susunannya.

Dalil kosmologis Aristoteles, misalnya beranggapan bahwa keteraturan alam semesta ini ditentukan oleh gerak (motion). Gerak merupakan penyebab dari terjadinya perubahan (Change) di alam semesta. Akhirnya akal manusia tiba pada suatu titik yang ultimate yaitu sumber penyebab dari semua gerak yaitu Unmoved mover (penggerak yang tidak digerakan).

Metafisika filsafat di era modern 


Metafisika juga berkembang di era modern, yang mengandung pandangan dualistik yang membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang dianggap berbeda secara substansial. Filsuf Rene Descrates menganut paham dualistik yang menyatakan bahwa ada dua bentuk realitas yang berbeda atau dua “substansi”. Substansi yang satu adalah gagasan (res cognitan), atau pikiran. Dan yang satu lagi adalah “perluasan” (res extensa) atau materi. Pikiran itu adalah kesadaran dan ia tidak mengambil tempat dalam ruang, dan karenanya tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Metode Descrates dalam metafisika dimulai dari pencariannya atas segala sesuatu yang “jelas” dan “berbeda”. dari sinilah pikiran deduktifnya mulai muncul. Untuk memulai pijakan yang kuat. Dia memperkenalkan metode “keraguan” Keraguan merupakan awal dari kepastian. Keraguan ini berbeda dengan para skeptis yang ragu untuk tetap ragu. Premis awal yang disusun oleh Descrates adalah “Saya ragu:, lalu dilanjutkan dengan “Ketika seseorang ragu dia pasti berpikir” dari sana munculah “Ketika saya berpikir, maka saya ada” atau Cogito Ergo Sum. Inilah yang menjadi landasan dari Filsafat Descrates untuk menyatakan keberadaan tuhan atau realiatas primer.

Dalam membuktikan keberadaan tuhan. Descrates menggunakan tiga argumen dasar yaitu Cogito, telah memberikan kesadaran pada diriku sendiri atas keterbatasan diri dan ketidaksempurnaan keberadaan. Ini membuktikan bahwa aku tidak memberikan eksistensi pada diriku sendiri. Aku memiliki ide kesempurnaan, jika aku tidak memilikinya, aku tidak akan pernah tahu bahwa aku tidak sempurna.

Metafisika memang merupakan bagian filsafat yang membawa banyak manfaat studi filsafat. Metafisika mengajarkan cara berpikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatik (teka-teki) sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.

Metafisika juga mengajarkan sikap open-ended sehingga hasil dari sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru. Perdebatan dalam metafisika menghasilkan aliran baru seperti Monisme, dualisme, dan pluralisme sehingga memicu proses ramifikasi, berupa percabangan ilmu. Metafisika menuntut orisinalitas berpikir karena setiap matafisikus menyodorkan cara berpikir yang cenderung subjektif dalam menciptakan terminologi filsafat yang khas.

Sumbangan dan fungsi Metafisika

Sumbangan metafisika juga terliat jelas ketika ia berhubungan dengan cabang filsafat lainnya seperti epistemologi, aksiologi, dan logika. Hubungan Metafisika dengan epistemologi terletak pada kebenaran sebagai titik omega bagi terciptanya ilmu pengetahuan. Hubungan metafisika dengan aksiologi terletak pada nilai inheren kepada suatu objek. Objeknya dapat diindera namun kualitasnya bersifat simbiosis mutualistik. Logika adalah adalah ilmu, kecakapan, alat untuk berpikir secara kritis dan lurus. Di satu pihak Metafisika memerlukan logika untuk membangun argumentasi yang meyakinkan, sedangkan di pihak lain simbol dan prinsip logika merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yang abstrak.

Tag lainnya

Pengertian Metafisika
Definisi Metafisika
Makna Metafisika
Apa itu Metafisika
Materi tentang Metafisika
Makalah Metafisika
Kuliah tentang Metafisika
Tujuan Metafisika
Ebook Metafisika
Persoalan Metafisika
Sejarah Metafisika
Filsafat modern dan Yunani kuno
0 Comments for "Belajar Filsafat 3 : Metafisika"

Back To Top